Sabtu, 04 Juni 2011

RINGKASAN PENGETAHUAN DASAR KEBAKARAN

Kebakaran dan ledakan merupakan kejadian yang memakan banyak korban di Indonesia, bahkan di dunia sekalipun. Di Amerika pada tahun 2001 telah terjadi 1.734.500 kejadian kebakaran yang melukai 21.100 orang. Kebakaran ini menyebabkan 6.196 orang masyarakat umum dan pekerja serta 82.250 petugas pemadam kebakaran meninggal dunia. Kejadian ini mengakibatkan kerugian sebesar $44.023.000.000. (ABS, 2000)
Selain itu di Indonesia sendiri data yang dikumpulkan oleh Dinas Kebakaran DKI Jakarta sejak tahun 1992-1997 telah terjadi kebakaran sebanyak 4.244 kasus, di mana lebih dari 50% yaitu sekitar 2135 kasus disebabkan oleh konsleting listrik (elektro Indonesia, 1998). 
Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak dikehendaki (energi yang tidak terkendali). Menurut Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10/2000 bahwa bahaya kebakaran diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena percikan api sejak awal terjadi kebakaran hingga penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan. Untuk mencegah kerugian akibat kebakaran maka penting adanya penanggulangan kebakaran yakni segala daya upaya untuk mencegah dan memberantas kebakaran.
 Sebelumnya penting kita memahami bahwa Kebakaran bisa dapat terjadi karena reaksi kimia berantai dari 3unsur yakni nyala api (panas), oksigen dan bahan bakar (fuel), reaksi ini disebut dengan Fire Tetrahedron.

Secara nasional telah ditetapkan klasifikasi Kebakaran menurut KEPMENAKER NO. PE-04/MEN/1980 Tentang Syarat – Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Sedangkan dalam ranah internasional terdapat lembaga NFPA (National Fire Protection Association)sebagai wadah mengatur dan memberikan pengembangan pada pencegahan kebakaran. Berikut ini Jenis kebakaran yang dikelompokkan berdasarkan jenis bahan bakarnya:
Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi Kebakaran
Apabila keadaan darurat yakni kebakaran tidak dapat terhindar, maka perlu adanya langkah-langkah penyelamatan terhadap Bahaya Kebakaran (prosedur kebakaran). Berikut ini beberapa alat pemadam kebakaran dan tanda peringatan kebakaran :
.
1. Alarm Kebakaran 
Alarm kebakaran adalah komponen yang bertujuan memberikan isyarat adanya kebakaran pada tingkat awal yang dipasang di setiap ruangan dalam bangunan, termasuk ruangan khusus dimana suara-suara dari luar tidak dapat terdengar. Alarm kebakaran berupa:
a. Alarm Kebakaran Audio yang memberikan isyarat berupa bunyi khusus.
b. Alarm kebakaran Visual yang memberikan isyarat yang terlihat jelas, dipasang pada ruangan khusus, seperti pada perawatan orang tuli.
.
2. Hidran
Hidran adalah salah satu sarana yang digunakan untukHidran memadamkan kebakaran dengan bahan utama adalah air. Hidran gedung, yaitu hidran yang teletak di dalam suatu gedung/bangunan dan sistem serta peralatanya disediakan serta dipasang di dalam bangunan/gedung tersebut. Syarat pemasangan hidran gedung antara lain: kotak hidran dipasang dengan ketinggian 75 cm dari permukaan lantai, mudah terlihat, mudah dicapai, tidak terhalang benda lain dan dicat warna merah. Ditengan kotak hidran diberi tulisan ”HIDRAN” dengan warna putih, tulisan minimum 10 cm.
.
3. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 
Alat Pemadam Api Ringan
Alat pemadam api ringan adalah alat yang ringan dan mudah digunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran (tahap dini atau awal). Alat pemadam api ringan dapat pula diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk memadamkan api, seringkali pada kondisi darurat dan terdiri dari wadah bertekanan dengan bahan kimia yang dapat memadamkan api. Jenis media yang digunakan untuk memadamkan api adalah sebagai berikut: 
a. Air (water tipe)
b. Tepung Kimia (dry chemical powder)
c. Busa kimia (foam)
d. Gas CO2 (Carbondioxide Extingisher) 
e. Halogen (Halogenated Agent)
.
Bagaimana menggunakan APAR? 
.
4. Pemercik Air (Sprinkler)
Sistem sprinkler lebih dikenal penggunaannya secara otomatis merupakan cara efektif untuk mengendalikan kebakaran. Prinsipnya dari penyemprotan air otomatis dalam keadaan penuh kepadatan adalah untuk memadamkan kebakaran sedini mungkin. Sistem sprinkler akan membunyikan alarm jika air mengalir melalui sistemnya (Depnaker-UNDP-ILO 1987)
.
5. Pencahayaan Darurat
Pencahayaan darurat dimaksudkan untuk menyediakan penerangan yang memadai pada saat penerangan utama tidak berfungsi ketika terjadi peristiwa kebakaran. Pencahayaan darurat menggunakan sumber daya listrik darurat yang bekerja secara otomatis.
.
6. Tanda Petunjuk Arah
Bila arah menuju keluar tidak dapat terlihat langsung dengan jelas oleh penghuni atau pengguna bangunan maka harus dipasang tanda petunjuk dengan tanda panah papan menunjukkan arah.Dipasang di koridor, jalan menuju ruang besar dan semacamnya yang memberikan indikasi penunjuk arah keluar. Setiap tanda petunjuk arah harus memenuhi syarat yakni jelas dan pasti, diberi pencahayaan cukup dan dipasang sedemikian rupa sehingga bila terjadi gangguan listrik, maka pencahayaan darurat segera menggantikannya.
Ketika anda melihat awal kebakaran, segera cari bantuan atau Berteriaklah : Kebakaran! Kebakaran! Kebakaran!… Penting untuk anda menghafal nomor telepon darurat pemadam kebakaran. Jika asap sudah memenuhi ruangan, lakukan gerakanMenundukkan badan untuk menghindari asap dan gas. Merangkak jika perlu, udara yang terbaik berada dekat lantai JANGAN mengunci pintu atau jalan keluar. Ingat yang terpenting dari segalanya adalah anda menyelamatkan nyawa. (red: fhutasoit)
.
Ref:
U.S. Fire Administration (2004) A Profile of Fire in the US 1992-2001, Maryland, Federal Emergency Management Agency
NFPA (1991) National Fire Codes, Massachusetts, NFPAIntenational Labour Organization. 1989. Buku Pedoman Pencegahan Kecelakaan. Geneva: Pustaka Binaman Pressindo

UNSUR BUMI : API



Api merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Selain untuk memasak yang menjadi kegunaan utama saat ini, api juga masih digunakan sebagai alat media penerangan di lokasi-lokasi terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik. Selain memiliki banyak kegunaan, api juga sangat berbahaya jika penggunaannya tidak dikontrol. Seringkali kita lihat di televisi atau secara langsung musibah kebakaran yang merengut banyak korban jiwa ataupun harta benda. Untuk itu kali ini kita akan bahas mengenai API yang merupakan rangkaian terakhir dari Unsur Bumi yang telah dibahas sebelumnya yaiu Air, Udara dan Tanah.
Let’s begin…
Menurut wikipedia Api adalah zat panas yang ditimbulkan dari benda yang terbakar, berasal dari proses oksidasi sehingga berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia) dan panas yang juga dapat menimbulkan asap. Dengan kata lain api adalah hasil akhir dari reaksi kimiawi pembakaran yang berunsurkan bahan bakar,oksigen dan panas.
Api (warnanya-dipengaruhi oleh intensitas cahayanya) biasanya digunakan untuk menentukan apakah suatu bahan bakar termasuk dalam tingkatan kombusi sehingga dapat digunakan untuk keperluan manusia (misal digunakan sebagai bahan bakar api unggun, perapian atau kompor gas) atau tingkat pembakar yang keras yang bersifat sangat penghancur, membakar dengan tak terkendali sehingga merugikan manusia (misal, pembakaran pada gedung, hutan, dan sebagainya.)
Penemuan cara membuat api merupakan salah satu hal yang paling berguna bagi manusia, karena dengan api, golongan hominids (manusia dan kerabatnya seperti kera) dapat aman dari hewan buas, memasak makanan, dan mendapat sumber cahaya serta menjaga dirinya agar tetap hangat.
Unsur Api
Seperti pada pengertian api diatas bahwa api terdiri dari beberapa unsur yaitu bahan bakar(fuel), oksigen (oxygen) dan panas (heat), ini biasanya digambarkan dalam bentuk segitiga api (triangle of fire).
Panas adalah suatu bentuk energy atau daya yang dapat dihasilkan dari reaksi kimia, kerja mekanik, Dekomposisi bahan organik oleh jasad renik dan radiasi matahari. Sumber-sumber panas juga terdapat pada bunga api listrik, api terbuka, gesekan, benturan, busur api las, listrik statis, factor alam dan lain-lain. Energi panas tidak dapat diukur secara langsung. Suhunya hanya mengukur derajat panas suatu benda, bukan jumlah panas didalam benda tersebut. Pemadamannya dapat dilakukan dengan memindahkan panas atau meniadakan sumber panas yang biasa disebut pendinginan.
Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi dalam yang berhubungan dengan gerak acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya
Oksigen adalah suatu gas yang berasal dari udara sekeliling yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu proses pembakaran, didalam udara bebas mengandung kurang lebih 21% Oksigen. Pada kadar oksigen 21% manusia dapat hidup normal begitu pula terhadap api yang akan semakin membesar. Pada kadar oksigen 18% api masih dapat menyala walau agak mengecil, akan tetapi pada posisi ini manusia sudah dalam keadaan pingsan atau lemas.
Pada kadar oksigen 15% api sudah padam, sementara pada posisi ini manusia sudah tidak dapat hidup atau gagal pernafasan. Maka dapat disimpulkan bahwa api dapat hidup jika minimal kadar osigen yang ada di udara 16%. Pemadamannya dapat dilakukan dengan memindahkan unsur oksigen melalui pembatasan pasokan udara yang biasa disebut “penutupan atau Pengisolasian”. Oleh karena pada proses pemadaman dengan menggunakan APAR, cara yang benar adalah memutus hubungan antara bahan bakar, api dan oksigen sehingga api menjadi padam.
Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut, dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen dan helium.Sekitar 0,9% massa matahari adalah oksigen.
Bahan Bakar adalah setiap bahan atau benda yang dapat terbakar. Bahan baker juga dapat diartikan sebagai material dengan suatu jenis energi yang bisa diubah menjadi energi berguna lainnya. Dalam konteks ini bahan baker merubah energi panas menjadi api.
Secara umum bahan bakar terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Padat diantaranya kayu, kertas, karet, batu bara, dan lain-lain;
2. Cair diantaranya bensin, solar, minyak tanah, spirtus dan lain-lain;
3. Gas diantaranya LPG, LNG, dan lain-lain.

TEORI DASAR API


Api dapat membuat kerugian yang besar dan juga dapat mendatangkan keuntungan yang besar pula, misalkan kauntungan yang kita dapat dari api adalah, kehangatannya, cahayanya, dan energi yang dikeluarkannya. Sedangkan kerugian akibat adanya api adalah sifat penghancurnya seperti kejadian kebakaran rumah, kebakaran hutan dan lain – lain.
Setelah dilakukan studi kasus, terjadinya api itu karena 3 hal, yaitu panas, material dan oksigen. Tiga hal tersebut sering kita sebut dengan segitiga api. Dengan kita menghilangkan salah satu dari penyebab kebakaran tersebut, maka api tidak akan bias tercipta.
Teori dasar inilah yang digunakan sebagai dasar untuk membuat alat pemadam kebakaran sehingga kita bisa mencegah terjadinya kebakaran. Kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas, antara lain :

  • Kebakaran Kelas A, yaitu terbakarnya benda – benad padat diakibatkan seperti kayu, kertas, plaslik, dan lain-lain. Untuk memadamkannya bisa menggunakan air atau karung goni yang dibasahi.
  • Kebakaran kelas B yakni yaitu kebakaran yang disebabkan karena bahan bakar minyak atau gas yang terbakar. Dalam memadamkan kebakaran kelas ini dilarang menggunakan air karena massa jenis air lebih berat dari minyak sehingga air akan berada di bawah minyak dan akan menyebabkan kebakaran semakin membesar. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir atau busa.
  • Kebakaran kelas C yaitu kebakaran pada alat – alat listrik atau elektronik, jangan sekali – kali memadamkan dengan air karena dihawatirkan malah akan terjadi konsleting atau hubungan arus pendek dan bias – bias air akan menghantarkan arus listrik yang masih mengalir. Cara memadamkannya dengan menggunakan CO2 atau pasir. Agar lebih aman, matikan terlebih dulu sumber arus listriknya.
  • Kebakaran kelas D, kebanyakan orang jarang yang mengklasifikasikan kebakaran jenis ini karena hampir termasuk kebakaran kelas A. kebakaran kelas D ini terjadi pada logam/besi dan bahan kimia yang terbakar. Kebakaran seperti ini sangat sulit dipadamkan tapi lebih baik dipadamkan menggunakan air dan foam karena lebih cepat mendinginkan.


Cara penggunaan APAR ( Alat Pemadam Ringan )
Langka-langka penggunaan APAR yang benar adalah
1. Cabut pen Pengaman
2. Pegang Pengatup dengan seksama
3. Pegang selang pemancar
4. Tekan handle
5. Arahkan Pancaran ke pusat api sampai api padam.

Peralatan Pencegahan Kebakaran 
• Hydran
hydra nada 2 jenis, yang pertama adalah jet hydran yang akan memancarkan air dengan kuat, biasanya digunakan untuk meruntuhkan bangunan atau menjebol pintu – pintu yang terbakar, sedangkan yang ke dua adalah spray hydran dimana digunakan untuk mendinginkan ruangan yang terbakar setelah berhasil dipadamkan, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya bibit – bibit api baru yang mungkin timbul akibat hembusan angina dn lain-lain.

• Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam ruangan. Biasanya pemasangannya disebelah sprinkler.
• Fire Alarm
Peralatan yang dapat mengeluarkan suara keras yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat

• Sprinkler
biasanya digunkana di ruangan – ruangan, baik di kapal maupun di darat karena praktis, sprinkler akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut. Pada ujung sprinkler terdapat air raksa yang akan memuai apabila terkena panas dan peceh sehingga air akan keluar dari sprinkler.

• APAR / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B,C dan D. Peralatan pemadam kebakaran ringan ini terbilang praktis karena tidak terlalu berat dan bias dibawa dan ditempatkan dimana – mana sesuai dengan kebutuhan.

Prinsip Pemadaman Kebakaran
Untuk memadamkan kebakaran, hal yang perlu di ingat adalah sumber panas, materi dan oksigen. Dengan kita mengerti penyebab kebakaran dan apa yang terbakar maka kita bisa menentukan jenis dan cara pemadamannya.

Pencegahan Kebakaran
Dari penjelasan di atas maka kita bias mengklasifikasikan jenis kebakaran dan cara penanganannya. Sedangkan untuk mencegah kebakaran maka perlu dibuat suatu system menejemen misalnya kebakaran kamar mesin suatu kapal, maka perlu di identifikasi apa yang kebakaran, penyebabnya apa dan bagaimana cara menghindari kebakaran itu terjadi. Dengan mendata semua peralatan atau ruangan yang ada dan membuat system menejemennya maka akan dapat dikurangi resiko kebakaran.

Tips Pemadaman Api


Api adalah kawan ketika kecil dan cukup tetapi menjadi monster pemusnah yang menjadi momok bagi sebagian besar masyarakat di republik ini ketika besar dan tidak dapat dikendalikan.
Seringkali kita berpikir bahwa api cukup di padam kan dengan disiram air, tapi pada kasus tertentu cara ini justru bisa sangat membahayakan. Berikut ada tips untuk memadamkan api.
Kita mulai dari sebuah pertanyaan dasar, bagaimana sih bias terjadi nyala api?


Nyala api bisa terjadi bila unsur segitiga api itu terpenuhi, yang dimaksud segitiga api adalah jika terjadi suatu reaksi kimia yang sangat cepat antara unsur udara, panas dan bahan bakar.

Berangkat dari teori dasar inilah kita akan memadamkan api, secara sederhana memadamkan api adalah dengan memutuskan rantai reaksi kimia ke-3 unsur segitiga api, jadi salah satu unsure tersebut kita tiadakan, misal udara (nyala api dapat terjadi pada udara dengan kandungan 10-20% oksigen/zat asam)
Kemudian kita juga harus mengetahui sumber panas disekitar kita, sehingga kebakaran bisa kita atasi sedini mungkin, sumber-sumber panas tersebut bias berasal dari :
* Api terbuka : kompor, obor, rokok, bara dll
* Api listrik : dinamik , ataupun statik
* Api mekanik : benturan, gesekan
* Energi : sinar matahari, radiasi panas
* Kimiawi : reaksi eksoterm
* Kehidupan : jamur-jamur kompos dan minyak
Dengan melihat sumber panas ini kita dapat melakukan tidakan darurat sebelum terjadi kebkaran besar..”Ingat!!! hal ini hanya bias kita lakukan ketika api masih kecil, jika api sudah terlanjur besar kita serahkan pada ahlinya untuk memadamkannya.
Seperti yang saya sudah sebutkan diatas, tidak semua media dapat menggunkan air untuk memadamkannya, pemadaman api kita lihat dari sumber panas yang ada, jika kebakaran terjadi akibat konsleting listrik dan banyak alat listrik ada disana maka menyiramnya dengan air justru merupakan tindakan konyol yang dapat membahayakan jiwa, karena air merupakan penghantar listrik yang baik sehingga dikhawatirkan terkena setrum listrik.
Secara lengkap media pemadam api dibagi menjadi:
1. jenis padat : pasir, karung basah,tepung kimia kering.
2. jenis cair : air.
3. jenis gas : co2 , bcf
4. jenis busa : busa mekanik ( protein/non protein), busa kimia
Secara sederhana tekhnik pemadaman api adalah dengan :
  1. Pendinginan (cooling )
- mengurangi /menurunkan temperatur bahan bakar sampai di bawah temperatur penyalaan.
  1. Penyelimutan (smothering)
- mencegah oksigen masuk.
  1. Pemisahan (separation)
- membatasi bahan bakar yg belum terbakar
4. Pemutusan rantai reaksi pembakaran ( breaking)
- memutuskan formasi radikal bebas yang menunjang terjadinya nyala api.

Secara lengkap untuk memadamkan api secara efektif dan aman bias dilihat pada table berikut :